Dirut PT Malindo Melawan


Direktur Utama dan Komisaris PT Malindo Mitra Perkasa (MMP), Ariyanisti Zulhanita PB alias Alya, angkat bicara. Alya menyatakan perusahaannya tidak terlibat dalam kasus tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal asal NTT.

Jika terlibat, tegas Alya, sudah pasti perusahaannya tidak lagi beroperasi di Jakarta dan NTT. Namun buktinya, hingga kini perusahaannya masih tetap eksis merekrut TKI dari NTT.

"Kalau main api nanti kena asapnya dan terbakar," kata Alya saat dihubungi melalui telepon genggamnya dari Kupang ke Medan, Sumatera Utara, Jumat (28/8/2014) siang.

Alya dihubungi terkait nama PT MMP yang diduga terlibat dalam kasus perekrutan TKI ilegal asal NTT. Alya yang mengaku berada di Medan saat ini, mengatakan, perusahaannya adalah perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) legal sehingga proses perekrutan TKI pun, termasuk TKI asal NTT, dilakukan secara legal pula.

"Jika kami ilegal, yang pasti kami bisa diproses hukum. Dan, pastinya kami (PT MMP) sudah ditutup. Yang namanya gosip boleh, berkomentar, opini, itu hak mereka. Nanti balik ke mereka sendiri. Kalau jelek didengarin nggak maju-maju. Buktikan secara hukum. Buktikan saja kalau ilegal, nggak mungkin sampai sekarang (PT MMP) berdiri tegak," tandas Alya.

Ditanya mengenai pemeriksaan terhadap PT MMP terkait kasus TKI Illegal asal NTT, Alya mengaku pemeriksaan itu sering terjadi. Namun pemeriksaan itu adalah pemeriksaan rutin yang tidak saja dilakukan polisi tapi juga terhadap PT MMP pusat di Jakarta maupun cabangnya di NTT.

"Saya kira polisi punya agenda, di mana akan mengecek di setiap PT, tidak kami saja. Sama kayak polisi lalulintas melakukan tindakan tilang, mana yang salah, itu yang diproses. Kami pernah disidak. Tapi itu bukan berarti jelek. Pernah dicek, boleh ditanya ke polisi. Izinnya lengkap. Setiap tahun, bukan hanya polisi, BNP pusat pernah juga (memeriksa PT MMP). Di Jakarta apalagi, sering. Di Kupang hanya cabang," ujar Alya.

Namun dalam pemeriksaan itu, demikian Alya, tidak ditemukan hal-hal yang ilegal sehingga PT MMP tetap beroperasi. Ditanya apakah PT MMP pernah dipanggil untuk kepentingan pemeriksaan terkait kasus TKI legal di NTT, Alya memastikan tidak pernah.

Ditanya dugaan kedekatannya dengan oknum petinggi Polda NTT sehingga kemungkinan kasus-kasus TKI ilegal asal NTT yang direkrut PT MMP dan diproses Polda NTT tidak sampai di pengadilan, Alya menilai itu hanya gosip. "Tidak pernah ada. Itu gosip. Kayak berita zaman dahulu," tandas Alya.

Alya yakin polisi profesional dalam menangani perkara. "Polisi sangat profesional dan saya yakin itu. Polisi ada lebih dari 10 ribu di Kupang. Masa dari 10.000, saya main mata. Saya yakin mereka idealis dan profesional," kata Alya.

Meski demikian, Alya mengatakan, ia siap diperiksa jika memang diperlukan. "Siap. Sebagai WNI saya siap diperiksa," ujarnya.

Alya mengatakan, PT MMP masih rekrut TKI asal NTT. Dalam sebulan sekitar 50-70 orang NTT yang direkrut dari PT MMP cabang Kupang.

"Itu legal semua. Saya bosan dari bulan Januari saya klarifikasi ke Kupang. Katanya Malindo itu dibeking ini itu. Memangnya Malindo dibekingi presiden? Kami bukan apa-apa kok. Bukan anak siapa-siapa," tegas Alya.

Ditanya asrama penampungan TKI milik PT MMP, Alya mengatakan, mereka memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) sendiri. Jika penuh mereka bekerja sama dengan BLK lainnya.

Ditanya lagi apakah BLK PT MMP representatif untuk menampung para TKI, Alya mengatakan, silakan tanya kepada pemerintah karena pemerintah yang memeriksa, menilai dan memberikan izin.

Sumber: http://kupang.tribunnews.com/2014/08/30/komisaris-pt-mmp-main-api-terbakar