Kapolda NTT Bantah Kenal Oknum PT Malindo


Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) NTT, Brigjen Pol. Ketut Untung Yoga Ana mengatakan bahwa proses mutasi perwira tinggi (Pati) di lingkungan Polri murni program Mabes Polri. Bukan karena adanya aduan Brigpol Rudy Soik ke Komnas HAM, LPSK, Ombudsman RI, dan lembaga lainnya.

Karena itu, Untung Yoga mengatakan, dirinya akan resmi berpindah tugas dan menjabat sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan (Kasespim) Lembaga Pendidikan (Lemdik) Polri yang bertempat di Lembang, Bandung.

"Jika Anda (Wartawan, Red) menilai kalau mutasi ini terkait dengan pengaduan Rudy Soik, itu dosa Anda. Saya tegaskan, saya bukan malaikat. Bukan juga Tuhan. Jadi setiap penilaian buat saya, saya akan terima," ungkap Untung Yoga kepada koran ini usai pertemuan Forkompimda NTT dengan Dirjen Kesbangpol Kemdagri di ruang Kerja Gubernur NTT, Jumat (29/8/2014).

Kapolda bahkan membantah bahwa, pengaduan Brigpol Rudy terkait penghentian penyidikan kasus perekrutan 52 calon TKI yang diduga illegal di Kota Kupang Januari 2014 lalu itu tanpa alasan jelas.

Untung Yoga mengatakan, meskipun perkara sudah digelar di Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, namun dirinya belum mendapat informasi secara resmi. Dan secara teknis, tidak ada unsur penghentian perkara. Sebab apabila itu diselidiki, tentu yang dipersoalkan bukan TKI, melainkan siapa yang melakukan perekrutan TKI dan itu tentu akan diselidiki.

Jenderal bintang satu ini menambahkan, pengaduan Brigpol Rudy hanyalah faktor manajerial sebab Rudy Soik bertugas di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus). Normalnya, kata Kapolda, penanganan masalah trafficking ditangani Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum). Dan merupakan hal yang wajar jika Rudy Soik membantu di Krimum. Akan tetapi, setelah penanganan, semua dikembalikan ke Krimum.

"Boleh-boleh saja membantu tetangga. Tetapi setelah penanganan, ya kita kembalikan ke Krimum. Dan kita pertanyakan kenapa Rudy Soik ngotot?" tanya Kapolda.

Soal adanya embusan kabar miring Kapolda memiliki hubungan pertemanan atau mengenal oknum di PT Malindo Mitra Perkasa (MMP) yang merekrut 52 tenaga kerja itu, langsung dibantah mantan Wakapolda Bali ini. "Meski sudah setahun lebih bertugas di NTT, saya tidak mengenal sama sekali orang di lingkup PT MMP," tegas Untung Yoga.

Sementara itu, pasca putusan Mabes Polri bahwa keputusan penghentian penyelidikan kasus dugaan human trafficking oleh Direktur Reskrimsus Polda NTT, Kombes Pol Mochammad Slamet, dinilai prematur, Polda NTT langsung bergerak melanjutkan penyelidikan kasus tersebut. Penyelidikan lanjutan bertujuan menemukan bukti awal yang cukup, dan ini tak lagi ditangani Ditreskrimsus, namun langsung dibawah kendali penyidik Ditreskrimum selaku satuan yang membidani masalah human trafficking.

Kabid Humas Polda NTT, AKBP Okto Riwu, yang dikonfirmasi kemarin (29/8/2014) mengatakan, Ditreskrimum telah membentuk tim untuk melidik kasus dugaan perdagangan orang terhadap 52 calon tenaga kerja asal NTT yang direkrut PT. MMP.

Terkait kasus yang dilaporkan Rudy Soik, kata Okto, tetap ditangani pihak Mabes Polri selaku penerima laporan. "Mabes tangani laporan Rudy Soik terkait penghentian penyelidikan. Itu persoalan interen dalam manajemen penyelidikan," sebut Okto.

Menurut Okto, laporan Rudy Soik termasuk dalam koreksi internal, dimana seharusnya dilaporkan terlebih dahulu kepada satuan pengawas internal. Namun, faktanya Rudy mengadukan persoalan ini ke satuan eksternal, yaitu Komnas HAM dan Ombudsman.

Bagi Okto, tindakan Rudy seolah-olah telah mem-praperadilan-kan dirinya sendiri, yang mana juga termasuk dalam manajemen penyelidikan kasus dimaksud.

Sebelumnya, Direktur Reskrimum, Kombes Pol Sam Kawengian, menyatakan, penanganan kasus trafficking merupakan domain pihaknya, namun tanpa sepengetahuan dia, telah dilidik Ditreskrimsus. "Tidak masalah mereka (Reskrimsus) lidik, tapi harus dilimpahkan ke kami. Tapi nyatanya mereka tidak limpahkan. Kami biarkan saja, takut dinilai yang macam-macam. Kalo Mabes panggil, saya siap klarifikasi," sebut Sam.

Sumber: http://www.timorexpress.com/kupang-metro/kapolda-saya-bukan-malaikat-bukan-juga-tuhan#ixzz3Bqcs06k4